PARADIGMA FAKTA SOSIAL
TEORI KONFLIK (1)
* Dibangun untuk menentang teori Fungsional Struktural
Masy senantiasa berada dlm perubahan yg ditandai olh pertentangan yg terus menerus di antara unsur-unsurnya
Setiap elemen atau institusi memberikan sumbangan thdp disintegrasi sosial
Keteraturan dlm masy disebabkan olh adanya tekanan atau pemaksaan kekuasaan oleh golongan yg berkuasa
TEORI KONFLIK (2)
· Konsep sentral teori konflik adalah wewenang dan posisi
· Distribusi kekuasaan dan wewenang yg tdk merata menjadi faktor penentu konflik sosial scr sistematis
Perbedaan wewenang adlh tanda adanya berbagai posisi dlm masy
Tugas utama dlm menganalisis konflik adlh mengidentifikasi berbagai peranan kekuasaan dlm masy
Teori Konflik: Pandangan ttg Kekuasaan dan Wewenang (1)
Kekuasaan dan wewenang senantiasa menempatkan individu pd posisi atas dan bawah dlm setiap struktur
Individu yg tdk tunduk thdp wewenang akan terkena sanksi
Krn itulah Dahrendorf menyebut masy sbg persekutuan yg terkoordinasi scr paksa (imperatively coordinated associations)
Teori Konflik:
Padangan ttg Wewenang dan Kekuasaan
Dlm masy sll tdpt dua gol: berkuasa dan yg dikuasai
Gol berkuasa berusha memperthnkn status-quo, sedangkn yg dikuasai brsh mengadakan perubahan
Kekuasaan yg syah selalu berada dlm keadaan terancam bhaya dr gol yg anti status-quo
Individu akan bersikap dan bertindak sesuai dgn cara yg berlaku dan diharapkan oleh gol-nya
Dlm situasi konflik individu akan menyesuaikan diri dgn peranan yg diharapkan oleh gol-nya (peranan laten)
Teori Konflik:
Pandangan ttg Wewenang dan Kekuasaan (3)
Dahrendorf membedakan gol yg terlibat konflik menjadi dua tipe: Kelompok Semu (Quasi Group) dan Kelompok Kepentingan (Interest Group)
Kelompok Semu: kumpulan pemegang kekuasaan atau jabatan dgn kepentingan yg sama yg terbentuk krn munculnya kel kepentingan
Kelompok Kepentingan: terbentuk dr kel semu yg lbh luas, mempunyai struktur, organisasi, program, tujuan dan anggota yg jelas
Kel Kepentingan menjadi sumber nyata timbulnya konflik dlm masy
Keterkaitan Konflik dgn Perub Sosial dlm Teori Konflik Dahrendorf
• Konflik memmimpin ke arah perubahan dan pembangunan. Dlm situasi konflik mrk terlibat mengadakan perub dlm struktur sos. Kalau konflik tjd scr hebat maka perub akn bersifat radikal. Konflik yg disertai dgn kekerasan akn menyebabkan perub struktural yg efektif
Persamaan Teori Konflik dan Teori Fungsional Struktural
(Pierre den Barghe, 1963).
• Sama-sama bersifat holistik, artinya melhat masy sbg kumplan bag-bag yg slg berkaitan
• Cenderung memustkn perhatian pd variabel yg ada dlm teori tsb dan mengabaikn variabel yg ada pd teori yg lain
• Mengakui bhwa konflik dpt menimbulkn integrasi dan integrasi dpt pula menimbulkn konflik
4 Fungsi Konflik
Menurut Berghe (1963)
(1) Alat untuk memelihara solidaritas;
(2) Membantu menciptakan kel aliansi dgn kel lain;
(3) Mengaktifkan peranan individu yg semula terisolasi;
(4) Fungsi komunikasi, tahu posisi lawan scr lbh jelas.
Kelemahan Teori Konflik:
(1) Terlalu mengabaikan keteraturan dan stabilitas;
(2) Selalu memandang masy dlm kondisi konflik;
(3) Mengabaikan nilai dan norma yg berlaku umum yg menjamin terciptanya keseimbangan dlm masy
METODE
Paradigma Fakta Sosial
• Menggunakan angket dan interview
• Fakta Sosial tdk dpt diamati scr langsung dan hanya dpt dipelajri melalui pemahaman (interpretative understanding)
• Kelemahan: informasi yg dikumpulkan mengandung unsur subyektivitas dari informan atau responden
PARADIGMA
DEFINISI SOSIAL
Teori Interaksionisme Simbolik
Teori INTERAKSIONISME SIMBOLIK
• Berkembang pertama di Universitas
Aliran Chicago
• Tokoh utama: John Dewey dan Charles Horton Cooley
• Tokoh lain: W.I. Thomas dan G.H. Mead
• Teori ini menentang Behaviorisme radikal yg dipelopori oleh J.B. Watson
• Interaksionisme Simbolik beranggapan bahwa Behaviorisme menilai perilaku manusia hanya merupakan tanggapan thdp rangsangan dr luar dirinya. Perilaku manusia hanya mrupkan hasil dari proses stimulus – respons. Menurut ahli Interaksionisme Simbolik, anggapan tsb telah merendahkan derajat perilaku man (spt hewan).
Perbedan Antara Behaviorisme dgn Interaksionisme Simbolik Menurut G.H. Mead
Behaviorisme: mempelajari perilaku man scr obyektif dr luar. Interaksionime Simbolik: mempelajari tindakn sos melalui teknik introspeksi untuk mengetahui latar belakang dr tindakan sos itu dari sudut pandang aktor.
Behaviorisme: melihat perilaku man spt hewan, hanya semata-mata mrpakan hasil rangsangan dr luar. Interaksionisme Simbolik: manusia menggunakan bahasa dan memiliki kemampuan belajar.
Interaksionisme Simbolik
Menurut Herbert Blumer (1962)
Interaksionime Simbolik: menunjuk pd sifat khas interaksi man, saling menerjemahkan dan saling mendefinisikan tindakannya. Bkn sekedar reaksi atas tindakan org lain.
Tanggapn seseorang thdp tindakan org lain tdk dibuat scr langsung, ttp didasarkan atas “makna” yg diberikn atas tindakan org lain.
Interaksi antar-individu diantarai oleh penggunaan simbol-simbol, interpretasi atau dgn brusaha untuk sling memahami tindkn masing-masing.
Kata kunci dlm memahami kehidupan sosial: individu, interaksi dan interpretasi
Perbedaan Paradigma
Fakta Sosial, Perilaku Sosial dan Interaksionisme Simbolik Menurut Herbert Blumer
· Fakta Sosial: perilaku individu dikendalikan oleh kekuatan yg berasal dari luar dirinya: kultur, norma, peranan sosial, dsb.
· Perilaku Sosial: perilaku manusia ditentukan oleh rangsangan dari luar dirinya.
· Interaksionisme Simbolik: perilaku manusia juga ditentukan oleh kepribadiannya sendiri. Manusia mampu menciptakan dunianya sendiri.
Teori Interaksionisme Simbolik
Menurut Arnold Rose (dari Parsons)
Asumsi I:
Man hidup dlm lingkungan simbol-simbol. Manusia memberikan tanggapan thdp simbol-simbol atas dasar pengertian ttt. Man dpt mengkomunikasikan simbol melalui bahasa, dpt mempelajari simbol, dan memahami makna simbol.
Asumsi II:
Melalui simbol man dpt menstimulir org lain dgn cara yg mungkin berbeda dri stimuli yg diterimanya dr org lain itu.
Ada simbol alamiah (natural signs) dan simbol yg bermakna (significant symbols). Natural Signs: bersifat naluriah dan menimbulkan reaksi yg sama bagi setiap orang. Ex. Air bagi org yg haus. Significant Symbols: tdk hrs menimbulkn reaksi yg sama pada setiap org.
Teori Interaksionisme Simbolik
Menurut Arnold Rose (dari Parsons)
Asumsi III:
Melalui komunikasi simbol, dpt dipelajari arti dan nilai-nilai, dan krn itu dpt dipelajari tindkn org lain.
Dlm mempelajari simbol, mk man belajar melakukn tindakan scr bertahap
(Proposisi umum, deduksi I)
Asumsi IV:
Simbol, makna, dan nilai-nilai yg berhubungan dgn individu tdk hanya terpikirkan dlm bagian yg terpisah, ttp sll dlm bentuk kelompok yg kadang luas dan kompleks (ada simbol kelompok)
Teori Interaksionisme Simbolik
Menurut Arnold Rose (dari Parsons)
Proposisi Umum (Deduksi II)
• Individu menentukn sendiri sst yg bermakna bg dirinya sendiri, tujuan dan cara untuk mencapai tujuannya
Asumsi V:
Berpikir mrpkan proses pencarian kemungkinan yg bersifat simbolik, dan untuk memplajri tndkn yg akn dtg, menaksir keuntungn dan kerugian relatif menurut penilaian individual, dan satu diantaranya dipilih untuk dilakukan.
Berpikir adlh suatu proses dimana individu berinteraksi dgn dirinya sndiri dgn menggunakan simbol-simbol yg bermakna
Substansi
Teori Interaksionisme Simbolik
(1) Kehdupan bermasyarakt terbntuk melalui proses interaksi dan komunikasi antar-individu, antar-kelmpk, dgn menggunakan simbol yg dipahami maknanya melalui proses belajar;
(2) Tindkn individu dlm proses interaksi bukn semata-mata tanggapn yg bersifat lgsung thdp stimulus yg dtg dr luar, ttp mrpkn hsl proses interpretasi thdp stimulus tsb;
(3) Walaupun nilai, norma, dan makna dr simbol memberi batasan atas tndkn individu, namun dgn kemampuan berpikir yg dimilikinya individu mempunyai kebebasn untuk menentukn tndkan dan tujuan yg akn dicapai.
0 komentar:
Posting Komentar